Martinius Reja Panjaitan Meninggal Dunia, Saat Bertugas Karna Kurangnya Fasilitas Pemadam Kebakaran

Yuni

Toba Post | Depok ( 19/10), "Di dalam peti mati dibawah ini bersemayam jasad Martinius Reja Panjaitan, seorang anggota pemadam kebakaran Depok. Ia gugur di usia muda setelah melaksanakan tugas memadamkan kebakaran di Pasar Cisalak dengan fasilitas yang terbatas. Semoga kepergiannya menjadi pengingat agar perhatian terhadap pemadam kebakaran (Damkar) Depok bahkan di negeri ini semakin ditingkatkan."

Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Depok berduka atas meninggalnya salah satu anggota terbaik, Martinnius Reja Panjaitan (31), dalam menjalankan tugas memadamkan kebakaran.

Martinnus berusaha menjinakkan api yang membakar kios pemotongan ayam di Pasar Cisalak, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Cimanggis, Jumat malam.

“Almarhum salah satu personel yang berdedikasi dalam bertugas. Saya secara pribadi dan atas nama Pemerintah Kota (Pemkot) Depok merasa sangat kehilangan,” kata Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok Adnan Mahyudin di Depok.

Martinus merupakan personel Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Damkar Cimanggis. Ia merupakan sosok pegawai yang baik, disiplin dan pemberani.

Saat melakukan pemadaman api, kata dia, Martinnius mengeluh sesak nafas. Kemudian, dilakukan pergantian anggota dan yang bersangkutan dilarikan ke Rumah Sakit Sentra Medika yang terdekat dengan lokasi kebakaran.

"Kami sudah upayakan semaksimal mungkin berusaha menyelamatkan, namun Tuhan memanggil dia," kata Adnan Mahyudin.

Sandi Butar Butar Sedih dan Bersaksi: Tidak Ada Masker Saat Padamkan Api

Rasa duka mendalam dirasakan Sandi Butar Butar atas kepergian rekannya, Martinnus Reja Panjaitan, yang gugur saat bertugas memadamkan kebakaran di Pasar Cisalak, Cimanggis. Kepada Media Nasional Obor Keadilan, Sandi menceritakan bahwa Martinnus adalah rekan satu tim dan satu kantor. "Dia orang baik, sahabat baik kami. Tolong bang, suarakan ini," ucap Sandi sehari pasca kebakaran.

Video pemberangkatan jenazah Martinnus Panjaitan 

Sandi Butar Butar mengungkapkan bahwa sebelum peristiwa tragis ini, ia telah berulang kali menyuarakan sejumlah permasalahan terkait manajemen Dinas Pemadam Kebakaran Depok. Menurutnya, tata kelola Dinas Damkar Depok dipenuhi masalah, mulai dari:

1. Manajemen yang buruk: Struktur dan pengelolaan dinilai kacau.

2. Pemimpin yang tidak kompeten: Pejabat elit diisi oleh orang-orang yang dianggap "buangan" dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.

3. Penganggaran yang tidak tepat: Penganggaran dianggap tidak berpihak pada kebutuhan operasional Damkar, meskipun fungsi pemadam kebakaran sangat vital untuk melindungi nyawa masyarakat Depok.

4. Kurangnya disiplin dan etos kerja pimpinan: Kepemimpinan yang lemah mengakibatkan menurunnya performa dinas.

DAMKAR KOTA DEPOK BERKALI KALI DIPROSES POLISI DAN KEJARI 

Sandi juga menyoroti bahwa Dinas Damkar Depok telah beberapa kali diperiksa oleh pihak kepolisian dan kejaksaan setempat terkait dugaan penyimpangan. Namun, hasil pemeriksaan selalu berujung tanpa kepastian, bahkan diduga ada transaksi terselubung yang membuat kasus-kasus tersebut tidak pernah tuntas. Saat ini, Dinas Damkar Depok kembali dalam penyelidikan Kejaksaan Depok setelah laporan Sandi bersama pengacara Deolipa. Namun, hingga kini, belum ada kepastian hukum atas laporan tersebut.

Dampak dari semua ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Tragedi yang menimpa Martinnus Panjaitan menjadi bukti nyata, di mana nyawa menjadi taruhannya akibat buruknya manajemen di Dinas Damkar Depok.

Penulis: Obor Panjaitan 

Ads vertikal
Share:
Komentar

Berita Terkini